- Dampak Negatif Mandi Malam
- 5 Saham Ini Tidak Terdampak Resesi 2023
- Pakai Cara Ini Buat Font Bio Instagram Kamu Makin Keren & Cakep
- Inilah Penyebab Ronaldo Hengkang Dari Liga Eropa
- Tertinggal di babak pertama, Arsenal Mengganas & Unggul atas West Ham United
- GOL KE 3 UNTUK ARGENTINA
- Lagi Dan Lagi Messi Sukses Meraih Golden Ball Piala Dunia 2022 Jadi Ladang Cuan Sergio Aguero
- SSD Eksternal 4.0 Tercepat Di Dunia
- E-Bike Lipat Viral
- Netizen : Kaesang Menikah Pakai Uang Sumbangan?, Gibran: Tidak Pernah Ada Sumbangan!
Nyanyikan Anti Putin, Personel Pussy Riot Dibui

Keterangan Gambar : Pussy Riot
Rusia - Pengadilan Rusia memvonis penjara dua tahun personel band Pussy Riot karena menyanyikan lagu anti Presiden Vladimir Putin.
Pengadilan menetapkan tiga anggota band itu bersalah melakukan 'hooliganisme' dengan motivasi agama.
Hakim Marina Syrova mengatakan para anggota band "secara berhati-hati merencanakan" nyanyian mereka tanggal 21 Februari lalu di dalam katedral di Moskow. "Tolokonnikova, Alyokhina dan Samutsevich melakukan "hooliganisme" -- dengan kata lain pelanggaran berat ketertiban umum," kata Syrova.
"Pengadilan menyatakan mereka bersalah. Pengadilan meraih putusan berdasarkan kesaksian terdakwa sendiri dan bukti lain," tambahnya.
Jaksa menuntut hukuman tiga tahun penjara atas tiga anggota band itu.
Para pendukung band itu melakukan protes di sejumlah tempat di Moskow. Keamanan ketat pun diterapkan dan sejumlah jalan ditutup.
Pussy Riot mengecam kasus tersebut yang mereka katakan diorganisir Putin.
Buat Marah Gereja
Sejumah selebriti termasuk bintang pop Amerika, Madonna, menyerukan agar mereka dibebaskan.
Ketiga anggota band itu mengatakan "doa punk" mereka adalah tindak politik untuk memprotes gereja ortodoks Rusia yang mendukung Presiden Putin.
Dalam penampilan seronok mereka di dekat altar mereka meminta Bunda Maria untuk "menggeser Putin".
Nyanyian mereka membuat marah gereja Ortodoks dan ketua gereka Kirill menyebutkan penampilan itu sama saja dengan penghujatan agama. Namun sejumlah warga Rusia menganggap kasus itu sebagai upaya pemerintah membungkam kritikan.
